Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay menegaskan pentingnya penyesuaian harga jual semen di PT Solusi Bangun Andalas (SBA) Aceh agar lebih terjangkau bagi masyarakat setempat. Diketahui, dengan adanya perbedaan harga jual semen PT SBA antara wilayah Aceh dan daerah lain seperti Medan, mengakibatkan warga Aceh terbebani oleh harga yang relatif lebih tinggi, padahal lokasi pabrik semen tersebut berada di wilayah mereka sendiri.

“Kami meminta agar harga semen di Aceh justru bisa lebih murah dibandingkan di daerah lain. Karena di sinilah pabriknya berdiri, biaya transportasinya lebih rendah. Ini bentuk keadilan ekonomi agar masyarakat Aceh juga bisa merasakan langsung manfaat kehadiran industri besar di wilayahnya,” jelas Saleh kepada sinarharapan.com usai melakukan pertemuan dengan manajemen PT SBA dalam rangka kunjungan kerja reses Komisi VII DPR RI di Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Jumat (24/10/2025).

Lebih lanjut Saleh mengingatkan kepada PT SBA terkait tingginya harga jual yang justru dapat berpotensi memengaruhi daya serap pasar dan menurunkan tingkat produksi. Pasalnya dalam pertemuan terungkap realisasi produksi maksimal PT SBA sebesar 1,2 juta ton dari kapasitas 1,8 juta ton per tahun. “Berarti kan ada 600 ribu lagi yang belum diproduksi secara maksimal. Kalau harganya terlalu tinggi, barang menjadi kurang laku. Padahal semen memiliki batas waktu tertentu untuk digunakan, kalau tidak segera terjual, bisa rusak,” ungkapnya.

Melalui fungsi pengawasan, Komisi VII DPR RI mendorong agar seluruh pihak terkait, segera menyesuaikan harga dan memperkuat efisiensi distribusi. Politisi Fraksi PAN itu berharap, jika masalah ini terselesaikan, perusahaan dapat meningkatkan kapasitas produksi, memperluas kegiatan tanggung jawab sosial (CSR), serta membuka peluang kerja dan investasi baru bagi masyarakat Aceh. “Ini menjadi catatan penting bagi kami (Komisi VII). Kami telah memberikan pekerjaan rumah kepada semua pihak mulai dari manajemen PT SBA, pemerintah pusat, hingga pemerintah daerah, untuk duduk bersama mencari solusi terbaik,” pungkas Saleh.

Menanggapi hal tersebut Direktur Operasi Semen Indonesia Reni Wulandari menuturkan pihaknya akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap temuan dan masukan dari Komisi VII DPR RI. Sementara Direktur Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam Kementerian Perindustrian Putu Nadi Astuti menuturkan bahwa persoalan harga semen ini akan dibahas dan dievaluasi di level kementerian perindustrian. “Selama ini memang kita melakukan rapat setiap bulan untuk membahas tentang produksi, ekspor dan impor, tapi kami tidak pernah membahas soal penetapan harga semen. Ini akan kita tampung masukannya dan akan kita evaluasi dan usulkan nanti kepada Menteri Perindustrian,” ujarnya.

Untuk diketahui PT SBA adalah produsen semen di Indonesia dengan kapasitas produksi sebesar 1,8 juta ton per tahun, yang merupakan anak usaha dari PT Solusi Bangun Indonesia Tbk, bagian dari SIG Group. Solusi Bangun Andalas memiliki fasilitas produksi di Lhoknga dan lima terminal pengepakan yang berlokasi di Lhoknga, Lhokseumawe, Belawan, Batam dan Dumai. Selain menyerap tenaga kerja lokal, kehadiran Solusi Bangun Andalas juga mendukung pertumbuhan infrastruktur, SDM dan pembangunan di Sumatra bagian Utara. 

Comments are closed.

Exit mobile version