Kunjungan Komisi VII DPR RI ke Batik Anantari tidak hanya menyoroti tantangan ekonomi kreatif, tetapi juga membuka fakta menarik tentang dampak sosial UMKM. Dari total pekerja di UMKM Batik Anantari, 97 persen adalah perempuan, sebagian besar ibu rumah tangga.

“Model ini bagus sekali karena perempuan tetap bisa menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga sambil menambah penghasilan. Hingga 40 perempuan bisa terlibat dalam produksi Anantari,” kata Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Chusnunia Chalim di Yogyakarta, DIY, Yogya, Rabu, (24/09/2025).

Ia berharap pola serupa bisa dikembangkan di banyak UMKM agar lapangan kerja perempuan semakin luas.

Selain itu, Chusnunia menyampaikan aspirasi pelaku UMKM yang mengaitkan keberlangsungan usaha dengan stabilitas nasional. “Stabilitas politik mempengaruhi stabilitas ekonomi, bahkan sampai ke level UMKM. Aspirasi harus terbuka lebar, tapi penyampaian pendapat jangan sampai mengganggu stabilitas ekonomi,” jelasnya.

Ia juga menyinggung tantangan generasi muda dalam dunia kerja. Menurutnya, etos kerja generasi saat ini berbeda, lebih menyukai variasi pengalaman ketimbang bertahan lama di satu bidang. 

“Kita harus beradaptasi dengan gaya generasi muda sekarang. Tidak bisa dipaksa dengan pola lama,” ujar Politisi Fraksi PKB ini.

Dengan keterbatasan anggaran, Chusnunia mengapresiasi semangat Ekraf yang tetap berkomitmen mendampingi UMKM. Ia menegaskan perlunya dukungan lintas sektor agar UMKM ekraf tidak hanya bertahan, tapi juga menjadi motor pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja inklusif. 

Comments are closed.

Exit mobile version