Menjelang Hari Raya Idul Fitri, Komisi III DPR RI melakukan pengawasan terhadap Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut). Sebagai provinsi dengan tingkat kriminalitas tertinggi di Kepulauan Sumatera, penurunan angka kejahatan ini menjadi langkah positif dalam menciptakan suasana yang lebih aman bagi masyarakat.
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menekankan pentingnya menjaga tren penurunan angka kriminalitas serta meningkatkan pelayanan humanis kepada masyarakat. Ia juga menyoroti instruksi Kapolda Sumut kepada seluruh Kapolres untuk memantau situasi secara langsung melalui Handy Talky (HT) selama perayaan Idul Fitri.
“Kami meminta agar tren penurunan angka kriminalitas ini terus dijaga karena keamanan di Sumut sangat bergantung pada kinerja Polda dan Kejaksaan. Kami juga berharap Polda memberikan pelayanan humanis kepada masyarakat dengan menganggap mereka sebagai saudara sendiri. Kapolda telah menginstruksikan semua Kapolres untuk selalu memegang HT agar pelaksanaan Lebaran dapat dikontrol langsung. Apa pun bentuk pelayanan kepada masyarakat harus selalu dijaga dengan baik,” ujar Sahroni dalam konferensi pers di Polda Sumut usai kunjungan kerja ke Medan, Sumatera Utara, Kamis (27/3/2025).
Kapolda Sumut, Irjen Whisnu Hermawan, menjelaskan bahwa tingkat kriminalitas di Sumut saat ini tercatat sebanyak 14.316 kasus. Angka ini mengalami penurunan dari 5.258 kasus pada Januari menjadi 4.199 kasus pada Maret. Meski angka kejahatan menurun, Ahmad Sahroni menegaskan bahwa hal ini tidak boleh membuat Polda Sumut menurunkan performa mereka, terutama menjelang Lebaran.
Menanggapi hal tersebut, Irjen Whisnu Hermawan memastikan bahwa pihaknya telah melakukan persiapan maksimal untuk menjaga keamanan selama Hari Raya Idul Fitri. “Kami telah mendirikan 163 pos pelayanan dan pos pengamanan di titik-titik rawan seperti tempat ibadah, terminal transportasi umum, serta pusat perbelanjaan,” ujarnya.
Ahmad Sahroni kembali mengapresiasi kesiapan Polda Sumut dalam menjaga keamanan selama Lebaran. Ia juga menekankan pentingnya pendekatan humanis dalam pelayanan kepolisian. “Saat ini yang diperlukan adalah humanisme dan saling menjaga. Jangan sampai di Sumut ada slogan ‘no viral, no justice’. Polisi harus jemput bola dalam melayani masyarakat. Jangan sampai ada warga yang tidak mampu melapor tetapi tidak dilayani. Semua harus mendapatkan pelayanan yang baik. Oleh karena itu, penting untuk menyiapkan yang terbaik bagi masyarakat,” tegasnya.
Kapolda Sumut pun meyakinkan bahwa pihaknya siap menghadapi Lebaran dengan berbagai langkah strategis, termasuk rekayasa lalu lintas untuk mengantisipasi lonjakan pemudik. Sebagai salah satu destinasi utama pemudik, Sumatera Utara memerlukan penanganan khusus guna memastikan keamanan dan kenyamanan masyarakat selama perayaan Idul Fitri.