Anggota Komisi V DPR RI, Mori Hanafi, menegaskan bahwa mahalnya harga tiket penerbangan internasional bukanlah kendala utama dalam pengoperasian kembali Bandara Juwata Tarakan sebagai bandara internasional. Menurutnya, persoalan yang paling mendasar adalah kemauan dari maskapai penerbangan, baik swasta maupun milik negara, untuk membuka rute-rute internasional baru dari Tarakan.
“Kalau menurut saya, isu utamanya bukan soal mahalnya harga tiket internasional, tetapi bagaimana maskapai mau dulu membuka rute penerbangan internasional. Itu yang susah,” tegas Mori kepada sinarharapan.com usai mengikuti Kunjungan Kerja Reses Komisi V DPR RI ke Bandara Juwata Tarakan, Kalimantan Utara, Selasa (28/10/2025).
Mori menjelaskan bahwa masyarakat Tarakan pada dasarnya bersedia membayar tiket dengan harga yang sedikit lebih tinggi pada masa awal pembukaan rute internasional. Hal itu wajar mengingat penerbangan perintis biasanya memerlukan waktu untuk mencapai titik keekonomian.
“Kalau penerbangan internasional dibuka, saya yakin masyarakat Tarakan bersedia membayar tiket yang agak lebih mahal. Namanya penerbangan perintis, pasti awalnya mahal, tapi nanti akan mencapai titik keekonomian dan harganya bisa menyesuaikan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Mori mengungkapkan bahwa permasalahan keterbatasan jumlah pesawat bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga merupakan isu global yang muncul setelah pandemi Covid-19. Banyak maskapai di dunia mengalami pengurangan armada sehingga operasional penerbangan menjadi terbatas.
“Pasca Covid, di seluruh dunia terjadi pengurangan besar-besaran terhadap operasional pesawat. Karena itu, persoalan maskapai ini bukan hanya nasional, tapi juga internasional,” ujarnya.
Ia menambahkan, kondisi tersebut membuat persaingan antarwilayah semakin ketat dalam menarik minat maskapai membuka rute internasional baru. “Kita juga sedang bersaing dengan daerah-daerah lain yang ingin membuka rute serupa, dan sebagian di antaranya juga belum berjalan karena masalah maskapai,” katanya.
Sebagai anggota Komisi V, Mori menyatakan komitmennya untuk mendorong agar pemerintah bersama pihak maskapai dapat mempercepat realisasi penerbangan internasional dari Tarakan, khususnya menuju wilayah Malaysia yang memiliki kedekatan geografis dan potensi ekonomi tinggi.
“Kami akan berusaha semaksimal mungkin agar betul-betul ada maskapai yang mau terbang dari Tarakan ke wilayah Malaysia. Ini penting untuk membuka konektivitas ekonomi dan memperkuat posisi Kaltara sebagai gerbang Indonesia di utara,” tutup Politisi Fraksi Partai NasDem ini.
