Konflik yang terus berkecamuk di Gaza telah menimbulkan dampak kemanusiaan yang mengerikan. Menyuarakan peristiwa tersebut, Anggota DPR RI Habib Idrus Salim Aljufri mendorong pemerintah Indonesia untuk mengambil langkah diplomasi yang lebih kuat demi menghentikan pembantaian orang- orang Palestina.
Pernyataan ini disampaikannya dalam Rapat Paripurna DPR RI Ke-16 Masa Persidangan II Tahun Sidang 2024-2025 di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Selasa (25/3/2025). “Lebih dari 50.000 warga Palestina telah gugur sejak Oktober 2023, dan lebih dari 70 persen di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Ini bukan hanya tragedi kemanusiaan, tetapi juga tantangan bagi komunitas internasional untuk bertindak,” ujar Habib Idrus.
Serangan yang berlanjut sejak gagalnya gencatan senjata tahap kedua pada Januari 2024 semakin memperburuk situasi. Pada 18 Maret 2025, Israel kembali melancarkan serangan yang menewaskan lebih dari 730 warga Palestina hanya dalam enam hari terakhir, dengan 1.367 orang terluka.
“Ribuan pasien kanker kini kehilangan akses terhadap pengobatan yang sangat mereka butuhkan. Ini merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang tidak bisa dibiarkan,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Habib Idrus mengapresiasi langkah pemerintah Indonesia yang telah mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Namun, ia menegaskan bahwa lebih dari sekadar bantuan, Indonesia harus memperkuat upaya diplomasi di forum internasional.
“Kita harus terus mendorong penghentian kekerasan ini melalui jalur bilateral dan organisasi dunia seperti PBB dan OKI. Indonesia memiliki posisi kuat dalam diplomasi global dan harus menggunakannya untuk memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina,” katanya.
Ia juga mendorong DPR RI untuk mengambil sikap politik yang lebih tegas dalam membela Palestina, sesuai dengan amanat konstitusi Indonesia yang menolak segala bentuk penjajahan. Dengan meningkatnya eskalasi kekerasan, dirinya ingin diplomasi menjadi kunci untuk menghentikan krisis yang terjadi di Gaza.
Baginya, peran aktif Indonesia untuk menekan komunitas internasional menjadi semakin penting guna memastikan bahwa keadilan dan perdamaian dapat terwujud bagi rakyat Palestina. “Perjuangan ini tidak hanya soal kemanusiaan, tetapi juga prinsip keadilan global. Suara kita bisa menjadi bagian dari sejarah dalam membela hak-hak rakyat Palestina,” tutup Politisi Fraksi PKS itu.