Udara pagi di pedalaman Cianjur Selatan terasa sejuk dan segar ketika rombongan Anggota Komisi IV DPR RI, Endang Setyawati Thohari, tiba di Kecamatan Pasirkuda. Di antara hamparan sawah dan jalan-jalan kecil yang berliku, warga telah berkumpul di balai desa sederhana. Mereka bukan sekadar ingin bertemu wakil rakyat, melainkan ingin menyampaikan langsung suara dan harapan mereka tentang masa depan pertanian di wilayah yang masih jauh dari hiruk-pikuk kota itu.
Kunjungan Endang kali ini merupakan bagian dari kegiatan reses Masa Sidang I Tahun Sidang 2025–2026. Selama beberapa hari, politisi Fraksi Partai Gerindra ini berkeliling ke berbagai wilayah pedalaman Cianjur Selatan—dari Campaka, Campakamulya, Hegarmanah, Karangjaya, hingga Sukajadi Cibinong—untuk bersilaturahmi, berdialog, dan menyerap aspirasi petani serta penyuluh lapangan.
“Sinergi antara pemerintah, penyuluh, dan kelompok tani sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama di sektor pertanian,” ujar Endang saat berbincang dengan para petani di sela kegiatan, di Cianjur Selatan, Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (18/10/2025).
Kegiatan tersebut tak hanya berisi dialog, tetapi juga diwarnai penyerahan simbolis bantuan pertanian berupa alat mesin pertanian (alsintan), pompa air, serta program pemberdayaan petani dan peternak. Setiap bantuan diberikan kepada kelompok tani penerima di masing-masing kecamatan, sebagai bentuk dukungan nyata dari DPR RI terhadap peningkatan produktivitas pertanian di daerah.
Kepala UPTD Campaka, Yani Rustiani, bersama para koordinator penyuluh pertanian (Korluh) dari Kecamatan Campaka dan Campakamulya, turut hadir mendampingi. Suasana hangat terasa ketika para penyuluh, petani, serta perwakilan pemerintah desa dan aparat TNI–Polri berbaur dalam diskusi interaktif. Tak jarang, tawa ringan pecah ketika Endang menanggapi langsung keluhan petani tentang harga pupuk, ketersediaan benih, hingga tantangan akses irigasi.
“Saya sangat mengapresiasi dedikasi para penyuluh yang tetap semangat mendampingi petani meski berada di daerah dengan akses yang sulit. Tanpa peran mereka, banyak program pemerintah yang tidak akan berjalan optimal,” ungkapnya penuh rasa hormat.
Endang juga menerima berbagai laporan langsung dari para penyuluh terkait kondisi di lapangan—mulai dari keterbatasan sarana pertanian, ketergantungan pada cuaca, hingga sulitnya transportasi hasil panen ke pasar. Semua aspirasi itu ia catat sebagai bahan perjuangan di Komisi IV DPR RI.
“Banyak potensi besar di wilayah selatan ini. Jika kita perkuat infrastruktur dan aksesnya, pertanian di sini bisa menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat,” ucapnya optimistis.
Kegiatan berlangsung dalam suasana hangat, akrab, dan penuh kekeluargaan. Meski lokasi yang dikunjungi berada di pedalaman dengan akses cukup menantang—menempuh perjalanan hingga 4–5 jam dari pusat Kota Cianjur—Endang tetap hadir langsung untuk memastikan setiap aspirasi masyarakat tersampaikan dan mendapat perhatian.
Kehadiran langsung wakil rakyat di pelosok seperti ini menjadi bukti nyata bahwa DPR RI tidak hanya bekerja di ruang rapat, tetapi juga turun ke lapangan untuk mendengar suara rakyat kecil secara langsung.
Perjalanan ke wilayah terpencil itu menjadi cerminan bagaimana kepedulian parlemen diwujudkan melalui langkah konkret. Dalam setiap dialog, Endang tidak hanya menyampaikan program, tetapi juga mendengarkan dengan empati kisah para petani yang berjuang di tengah keterbatasan. Ia menegaskan bahwa kehadiran DPR di tengah rakyat adalah wujud komitmen untuk menghadirkan kebijakan yang berpihak pada mereka yang paling membutuhkan.
“Saya ingin memastikan, suara petani dari pelosok sekalipun tetap terdengar sampai ke pusat kebijakan,” katanya dengan senyum hangat.
Kegiatan reses di Cianjur Selatan itu pun berakhir dengan suasana akrab dan penuh kekeluargaan—sebuah potret kecil tentang bagaimana wakil rakyat menjemput aspirasi di akar rumput, bukan dari ruang rapat, melainkan dari tengah-tengah kehidupan rakyat yang diwakilinya.