Tingginya ketergantungan impor bahan baku susu Nasional yang mencapai 80 persen menjadi sorotan utama Komisi IV DPR RI dalam upaya menyukseskan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Persoalan defisit produksi ini menjadi bahasan prioritas saat Komisi IV melakukan kunjungan kerja reses ke peternakan PT Greenfields Indonesia di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (11/12/2025).
Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Soeharto, mengapresiasi pengelolaan peternakan modern yang memiliki populasi sapi perah mencapai 9.000 ekor tersebut. Namun, ia menekankan bahwa kapasitas produksi industri besar sekalipun saat ini belum mencukupi kebutuhan nasional, terutama dengan adanya agenda besar MBG.
“Walaupun hasilnya banyak, tapi ternyata belum mencukupi (untuk MBG). Jadi perlu dikembangkan lagi. Ini tidak hanya satu di Malang, tapi ada juga di Blitar, namun tetap perlu lebih banyak lagi,” ujar Siti Hediati usai melakukan peninjauan.
Untuk mengejar target swasembada, Komisi IV DPR RI mendorong langkah konkret berupa perbaikan kualitas genetik ternak. Siti Hediati menegaskan pihaknya siap memberikan dukungan penuh kepada pelaku industri untuk mendatangkan bibit sapi atau pejantan unggul guna mendongkrak produktivitas.
“Kami mendukung kalau perlu memasukkan indukan atau pejantan. Di sini satu pejantan bisa untuk banyak betina, jadi supaya menghasilkan anak-anak sapi yang lebih baik lagi, kalau perlu didatangkan pejantan kita akan bantu,” tegas politisi Fraksi Partai Gerindra tersebut.
Selain aspek teknis, Komisi IV juga menyoroti pentingnya dampak ekonomi bagi warga sekitar. Siti Hediati mengapresiasi penyerapan tenaga kerja lokal di peternakan tersebut dan mendorong agar pola kemitraan dengan peternak rakyat diperluas. “Harus ada upaya menampung dan membina peternak-peternak lokal. Nanti hasilnya bisa diolah di sini dan dibina di sini,” tambahnya.
Kunjungan ini menjadi bagian dari pemetaan kesiapan industri susu nasional. Komisi IV berharap sinergi antara korporasi besar dan peternak rakyat dapat mempercepat kedaulatan pangan, sehingga kebutuhan gizi anak-anak Indonesia dalam program MBG tidak terus-menerus bergantung pada susu impor.
